Rabu, 14 Mei 2014

Puisi Lagi


Baca racikan kata ini setelah lagu diputar, itu akan membuatmu tenggelam lebih dalam.

Rumah Itu

Aku, masih merindukan rumah itu.
Cinta yang kamu tawarkan sudah menjadi rumah yang nyaman untukku.
Tapi entah dimana rumah itu sekarang,
Atau rumah itu tetap ada tetapi aku tidak sedang disana.

Perasaan itu merasukki otakku.
Rumah itu tidak sempurna,
Selalu ada tetesan air mata keluar dari atapnya.
Dan aku tersadar kamu tidak sedang berada di dalamnya.

Sampai aku terbangun di sebuah pagi..
Ditemani rasa sesak yang menjadi nyeri,
Sejenak kamu merangkak sampai akhirnya terbang tinggi,
Karena kamu tau ada sosok yang membantumu pergi..

Sosok itu melahirkan ketenangan,
Menghapus kenangan.
Ada yang kubenci dari sosok itu,
Dia membuatnya seakan kamu begitu mudah berlalu.

Kita pernah enggan beranjak pergi
Hanya tak ingin saling sakiti.
Sampai perlahan aku sadar,
Bahwa perasaan itu hampir pudar.

Ini bukan karenaku, ini bukan karenanya.
Ini karenamu yang terlalu ingin menghapus kenangan kita.
Sampai ada dia yang membuatmu begitu cepat menghapusnya.

Aku tak ingin kamu mendatanginya karena rindu,
Lalu mendatangiku karena sepi.
Aku hanya ingin kamu meninggalkannya,
Setelah itu menjemputku karena rindu yang berubah menjadi sepi, dan tak beranjak lagi.

Tapi ada saatnya aku letih,
Menapaki jalan sambil tertatih.
Berjalan di dalam roda,
Sampai tak tahu kapan berhentinya..

Aku ingin tertidur, terpejam, agar tak tahu segala tentangnya.
Kepada kamu, tolong bangunkan aku.
Tolong bangunkan aku hanya setelah kamu beranjak dari tempat itu.

Capek, tau. 

1 komentar:

  1. terkadang butuh segelas air untuk meredam sakit dari haus yang panjang
    terkadang butuh setetes madu untuk mengembalikan gairah yang pudar
    tidak tanpa hati yang membuatnya ada
    sebab dia seharusnya menemani tidurku yang panjang

    BalasHapus