Jumat, 02 Mei 2014

Puisi Gue Malem Ini

*membaca tulisan ini sambil mendengar lagu di bawah menggunakan earphone akan membuatmu lebih larut, mulailah membaca ketika penyanyi mulai bernyanyi.




Berbicara Dengan Secangkir Kopi
 
Aku sering heran, banyak yang menyairkan kopi sebagai puisi.
Apa mereka tidak mengerti, pahitnya kopi lebih sering menyayat hati.
Akupun tak mengerti, kopi hanyalah teman lainku saat sendiri.
Namun ternyata, seringkali kerinduan tetap menusuk dada.

Aku tidak pernah merasa kerinduan tertutupi hanya dengan menyeduh secangkir kopi.
Karena bagiku, kopi hanyalah kopi.
Aku juga bukan tipe orang yang mau membuang waktu dengan bersantai dan meminum kopi.
Itu hanya minuman yang kuseduh saat dingin menusuk diri.

Aku masih tidak mengerti filosofi kopi.
Seingatku, itu hanya menguatkan ilusi,
membuat kita berhalusinasi.

Tapi sekuat apapun ilusi, pada akhirnya kembali ke diri sendiri.
Pada akhirnya kembali ke momen bernama kenyataan yang tak bisa dielakkan.
Lalu untuk apa semua itu dilakukan,
Demi ilusi sementara jika yang terlintas tidak benar benar terjadi di depan mata.

Sampai aku tersadar,

Bahwa di waktu yang tepat, kita sendiri yang memutuskan.
Apakah tetap duduk di tempat atau terus berjalan.

Bahwa di waktu yang tepat, kita berdua sependapat.
Harus mengubur rindu yang sedalam dalamnya,
Karena saling berpikiran kalau salah satu diantara kita tidak memiliki perasaan yang sama.

Tidak lagi..

Untukmu yang telah lama pergi..



*untuk menyempurnakan teater impian yang terbangun dalam otak, gue sajikan video ini
*sedikit pesan, jangan sekali-sekali dengarkan lagu ini sambil terpejam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar