Dulu
kita bertemu di tengah perjalanan,
jauh
dari tempat yang masing masing kita tinggali.
Aku
yang pertama menghampirimu,
ucapan
selamat datang darimu membuatku yakin,
aku
ingin lebih lama berjalan bersamamu.
Kita
melangkah beriringan,
aku
nikmati setiap detiknya sambil berharap ini tak berjalan sementara.
Aku
menggenggam tanganmu agar tak jatuh,
melihatmu
tertawa, tanpa sadar kita sudah melangkah cukup jauh.
Pada
akhirnya, aku menyiapkan tempat untuk kita tinggali bersama,
rumah
yang ingin kujadikan tempat untuk menghabiskan sisa waktu denganmu.
Sampai
suatu saat, langkahmu terasa berat.
Melepas
genggamanku, lalu menatap kosong kearahku.
Kau
terdiam, menoleh kebelakang lalu bertanya.
"Sudah
seberapa jauh aku pergi?"
"Aku
tak paham apa yang kau katakan" jawabku.
Kau
melangkah mundur,
menatap
jauh ke tempat yang telah lama kau tinggalkan.
Sejak
saat itu aku mengerti,
kau
memang tak seharusnya berada disini.
Harusnya
dari awal aku paham,
orang
yang lebih nyaman berada dirumahnya,
tak
seharusnya kuajak pergi.
Aku
juga paham, aku bukan tempatmu berlabuh,
jika
dia yang semu masih ingin kau rengkuh.
Aku
yakin tempat yang kusediakan cukup layak untuk kau tinggali,
namun
jika rumah lamamu lebih nyaman, pulanglah.
Aku
paham kau ingin pergi.
Tapi
yang tak kupaham, kenapa harus pulang ke tempat
yang
sudah tak berpenghuni.
Sayangnya,
tempatmu bukan disini.
Tak
sejengkalpun kau mampu mencapainya.
Aku
mengerti benar apa arti rumah, kaupun begitu.
Selamat
tinggal, pastikan masih ada seseorang disana.